Sejarah
syekh malik kubro ( eyang paneta kiai
abjar sakti )
Sejarah
syekh malik kubro ( eyang paneta kiai
abjar sakti ) merupakan paman dari sunan gunung jati, beliau berasal dari
mesir. Beliau datang bersama ibunda sunan gunung jati ketika sunan gunung jati
ingin mengajak ibunda tercintanya untuk melihat negri jawa pada saat itu. syekh
malik kubro membantu sunan gunung jati menyebarkan agama islam di tatar sunda,
beliau menyebarkan agama islam di daerah cirebon, kuningan, maja, majalengka,
sampai akhirnya beliau mendirikan pasantren di daerah panawangan tepatnya di
desa sagalamaya. Ketika sunan gunung jadi berhasil menguasai kuningan, maja dan
majalengka dah syariat islam mulai berdiri kerajaan galuh pada saat itu merasa
terancam, apalagi ketika sunan gunung jati tidak lagi memberikan upeti kepada
kerajaan galuh.
Kerajaan
galuh berniat membumi hanguskan cirebon sebagai pusat islam pada saat itu,
musyawarah tercipta di kalangan petinggi cirebon termasuk sunan gunung jati sebagai pemimpin kasunanan cirebon. Hasil
musyawarah terjadilah mufakat untuk berunding dengan kerajaan galuh, namun
kerajaan galuh menolak secara mentah-mentah, karena cirebon dianggap telah
merendahkan kerajaan galuh. Tidak bisa dipungkiri lagi maka peperanganpun
terjadi antara kerajaan galuh dan kasunanan cirebon. Kemudian sunan gunung jati
memerintahkan untuk mengumpulkan para santri dari daerah kuningan, maja, dan
majalengka dikarenakan kasunanan cirebon kalah jumlah pasukan dengan kerajaan
galuh yang telah lama berdiri. Sunan gunung jati dan para pasukannya bersamam sama menuju
pasantren syekh malik kubro yang berada di panawangan untuk menghimpun pasukan,
dan merencanakan penyerangan serentak sebelum pasukan galuh terlebih dulu
menyerang kasunanan cirebon. Syekh malik
kubro ditunjuk menjadi panglima perang pasukan ( paneta ) kasunanan cirebon,
pada saat fajar tiba penyerangan dimulai dan atas ijin allah SWT kerajaan galuh
dengan mudah dapat dikalahkan dan syariat islampun berdiri tegak di tatar galuh
pakuan.
Syekh
malik kubro mendirikan dan menyebarkan pasantren di daerah panawangan yang
berbatasan langsung sekitar 4km dari daerah cimuntur, tepatnya di desa sagalamanya.
Beliau meninggal dan dimakamkan di sagalamanya. Dan sampai sekarang makamnya
menjadi tempat jiarah kubur bagi warga sekitar maupun masyarakat tatar sunda
pada umumnya, karena mereka menghargai atas jasa dan kegagahan dalam menegakan
syariat islam. Masyarakat sekitar biasa memenggil beliau dengan nama eyang dalem paneta kiai abjar sakti.
Paneta (
panglima / pemimpin pasukan )
Abjar (
suka mengajarkan ngaji “membaca alquran” )
Bukti-bukti sejarah
Pasantren :
terletak di antara tebing,,
Masjid : berada di atas puncak
Makam :
terletak di pinggiran masjid
Benda-benda pusaka peninggalan
beliau
1.
Dua
buah keris, yang mempunyai nama-nama dan kharomah tertentu
2.
Dua
buah pedang, yang mempunyai nama dan kharomah tertentu
3.
Satu
istanbul ( al-quran kecil )
4.
Satu
belati kuda
5.
Sabuk
dan batu akik
6.
Batu
perasasti yang berada di makam beliau