Senin, 19 November 2012

mengetahui sejarah penyebaran agama islam di panawangan


Sejarah  syekh malik kubro ( eyang paneta kiai abjar sakti )



Sejarah  syekh malik kubro ( eyang paneta kiai abjar sakti ) merupakan paman dari sunan gunung jati, beliau berasal dari mesir. Beliau datang bersama ibunda sunan gunung jati ketika sunan gunung jati ingin mengajak ibunda tercintanya untuk melihat negri jawa pada saat itu. syekh malik kubro membantu sunan gunung jati menyebarkan agama islam di tatar sunda, beliau menyebarkan agama islam di daerah cirebon, kuningan, maja, majalengka, sampai akhirnya beliau mendirikan pasantren di daerah panawangan tepatnya di desa sagalamaya. Ketika sunan gunung jadi berhasil menguasai kuningan, maja dan majalengka dah syariat islam mulai berdiri kerajaan galuh pada saat itu merasa terancam, apalagi ketika sunan gunung jati tidak lagi memberikan upeti kepada kerajaan galuh.


Kerajaan galuh berniat membumi hanguskan cirebon sebagai pusat islam pada saat itu, musyawarah tercipta di kalangan petinggi cirebon termasuk sunan gunung  jati sebagai pemimpin kasunanan cirebon. Hasil musyawarah terjadilah mufakat untuk berunding dengan kerajaan galuh, namun kerajaan galuh menolak secara mentah-mentah, karena cirebon dianggap telah merendahkan kerajaan galuh. Tidak bisa dipungkiri lagi maka peperanganpun terjadi antara kerajaan galuh dan kasunanan cirebon. Kemudian sunan gunung jati memerintahkan untuk mengumpulkan para santri dari daerah kuningan, maja, dan majalengka dikarenakan kasunanan cirebon kalah jumlah pasukan dengan kerajaan galuh yang telah lama berdiri. Sunan gunung  jati dan para pasukannya bersamam sama menuju pasantren syekh malik kubro yang berada di panawangan untuk menghimpun pasukan, dan merencanakan penyerangan serentak sebelum pasukan galuh terlebih dulu menyerang kasunanan cirebon.  Syekh malik kubro ditunjuk menjadi panglima perang pasukan ( paneta ) kasunanan cirebon, pada saat fajar tiba penyerangan dimulai dan atas ijin allah SWT kerajaan galuh dengan mudah dapat dikalahkan dan syariat islampun berdiri tegak di tatar galuh pakuan.


Syekh malik kubro mendirikan dan menyebarkan pasantren di daerah panawangan yang berbatasan langsung sekitar 4km dari daerah cimuntur, tepatnya di desa sagalamanya. Beliau meninggal dan dimakamkan di sagalamanya. Dan sampai sekarang makamnya menjadi tempat jiarah kubur bagi warga sekitar maupun masyarakat tatar sunda pada umumnya, karena mereka menghargai atas jasa dan kegagahan dalam menegakan syariat islam. Masyarakat sekitar biasa memenggil beliau dengan nama eyang dalem paneta kiai abjar sakti.
Paneta ( panglima / pemimpin pasukan )
Abjar ( suka mengajarkan ngaji “membaca alquran” )





Bukti-bukti sejarah

Pasantren     : terletak di antara tebing,,
Masjid          : berada di atas puncak
Makam        : terletak di pinggiran masjid

Benda-benda pusaka peninggalan beliau

1.      Dua buah keris, yang mempunyai nama-nama dan kharomah tertentu
2.      Dua buah pedang, yang mempunyai nama dan kharomah tertentu
3.      Satu istanbul ( al-quran kecil )
4.      Satu belati kuda
5.      Sabuk dan batu akik
6.      Batu perasasti yang berada di makam beliau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar